Friday, September 4, 2009

Dari Besuki,ke Hari Jadi Kota Situbondo ....?

Victoria,BC
September 5 2009

Tulisan Ini saya Post-kan buat memperingati Hari jadi Kota situbondo.

Secara administratif, Besuki masuk wilayah kecamatan di Kabupaten Situbondo, namun budaya dan dialek bahasa Madura masyarakatnya justru sama dengan orang di Kabupaten Bondowoso.

Masyarakat Besuki dan Bondowoso memiliki budaya dan dialek yang sama dengan masyarakat di Pamekasan, Madura, sedangkan masyarakat di wilayah Panarukan, Kabupaten Situbondo ke timur memiliki kesamaan budaya dengan Sumenep.

Kesamaan budaya itu, menurut tokoh masyarakat Besuki, karena kedekatan Ke Pate Alos, demang pertama di Besuki dengan pembabat Alas di Bondowoso, yakni Ki Bagus Asra atau dikenal Ki Ronggo.

Ia menjelaskan, pada perkembangan pemerintahan di Besuki yang dipegang oleh Raden Sahirudin Wiroastro alias Wirodipuro II tersingkirkan setelah Belanda menerapkan politik adu domba.

Saat itu Belanda mendirikan pemerintahan di Panarukan yang pimpinannya masih ada hubungan keluarga dengan Raden Sahirudin. Akhirnya keluarga dan keturunan Sahirudin Wiroastro lari ke Bondowoso.

Keluarga itu, mendapatkan tempat terhormat dari keluarga Ki Bagus Asra (Ki Ronggo) yang juga berasal dari Madura. Ki Ronggo memiliki ikatan yang kuat dengan Ke Pate Alos karena pernah berguru kepadanya.

Bahkan ketika Ki Ronggo membabat alas di Bondowoso juga atas perintah Ke Pate Alos.


ketika di Bondowoso dibentuk pemerintah, maka bupati pertamanya adalah Raden Abdurahman Wirodipuro yang merupakan cicit dari Ke Pate Alos. Hal itu dilakukan sebagai bentuk balas budi dan penghormatan Ki Ronggo kepada gurunya, Ke Pate Alos.

Raden Abdurahman Wirodipuro itu dilantik menjadi Bupati Bondowoso tahun 1850 M berdasarkan besluit Nomor 3 tertanggal 17 Oktober 1850 yang dikeluarkan Belanda. Beliau memerintah hingga tahun 1879 dan kemudian digantikan oleh menantunya, Raden Aryo Tumenggung Wondokusumo.

Tidak hanya ikatan antar keturunan guru dengan muridnya, pada perkembangan berikutnya, tidak sedikit masyarakat Besuki yang lebih memilih Bondowoso untuk memenuhi kebutuhannya, termasuk ketika keluarganya sakit. Mereka banyak yang memilih berobat ke Bondowoso, meskipun jarak Besuki ke Kota Situbondo dengan jarak Besuki ke Kota Bondowoso sama-sama sekitar 35 Km.

Mantan Kepala Seksi Kebudayaan pada Dinas P dan K Kabupaten Bondowoso, Hapi Tedjo Pramono mengakui bahwa masyarakat Besuki memiliki akar sejarah yang sama dengan Bondowoso.

Kota Besuki, memiliki letak yang sangat strategis karena berada di perlintasan utama kota besar di Jawa, seperti Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya menuju - Bali lewat jalur darat.

Kota kecamatan yang kini menjadi bagian dari Kebupaten Situbondo, Jawa Timur itu sebetulnya memiliki sejarah panjang sebagai salah kota penting di Nusantara ini.

Namun, nasib kota itu seperti mengulang kisah masa lalu yang pernah digadaikan oleh Belanda kepada seorang saudagar keturunan Tiong Hoa di Surabaya. Kota itu kini seolah tetap tergadaikan meskipun masyarakatnya sebetulnya tidak menginginkan hal itu.

Misalnya, Besuki hanya dijadikan nama untuk polisi wilayah (Polwil) yang markasnya ada di Kabupaten Bondowoso atau badan koordinator wilayah (Bakorwil) di bawah Pemprov Jatim.

Kebesaran nama Besuki itu hanya digunakan sebagai penanda, sementara sang pemilik sepertinya tidak memperoleh "imbalan" apa-apa, misalnya sekedar melestarikan warisan kebesaran sejarahnya.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata Kabupaten Situbondo, Agus Cahyono mengakui bahwa dari sisi sejarah, Besuki merupakan aset nasional.

"Besuki itu dulunya kota yang cukup besar, namun kemudian statusnya 'melorot' (turun) terus hingga kini menjadi kecamatan. Karena itu, sampai sekarang di kepolisian masih menggunakan nama Polwil Besuki, meskipun markasnya di Bondowoso," ujarnya.

Ia mengemukakan, Besuki pernah menjadi keresidenan dan pada saat lembaga itu diubah menjadi nama pembantu gubernur, kantornya tidak lagi di Besuki, melainkan di Bondowoso.
Setelah itu pindah ke Jember dan saat ini bergabung dengan Bakorwil di Malang.

Sejarah Kota Besuki bermula dari diangkatnya Raden Bagus (RB) Kasim Wirodipuro sebagai demang pertama di Besuki. Kasim kemudian dikenal dengan nama Ki Pati Alos dan masyarakat Besuki menyebut Ke Pate Alos.

RB Kasim dilantik menjadi Demang Besuki oleh Tumenggung Joyo Lelono yang berkedudukan di wilayah Kabupaten Probolinggo sekarang. Beliau dilantik pada Sabtu manis, 8 September 1764 M, atau 12 Robiul Awal 1184 H. Pada Saat itu lah Nama Besuki di sebut sebut.

Tumenggung Joyo Lelono pernah berpesan, dengan nama Besuki, maka siapa yang berniat jelek terhadap Ke Pate Alos, maka perbuatan itu akan kembali ke dirinya sendiri. Mengenai arti Besuki itu sendiri, saya belum mendapat kejelasan.



Mungkin saja itu dari Bahasa Jerman ”Besuch” karena menurut informasi, tentara Belanda zaman dulu juga banyak yang berasal dari Jerman. Mungkin Besuki itu dulu tempat untuk membesuk, meskipun belum jelas maksudnya membesuk apa,?

Dalam perkembangannya, pemerintahan pimpinan Ke Pate Alos, Besuki bertambah maju. Ke Pate Alos yang memimpin kademangan itu dengan berlokasi di utara alun-alun Besuki atau dikenal sebagai "dalem tengah" mendapatkan penghargaan dari Tumenggung Joyo Lelono.

Ke Pate Alos kemudian dilantik menjadi Patih Besuki pada tahun 1764. Dengan pengangkatan itu, maka status Besuki sebagai wilayah kedemangan naik menjadi setingkat kabupaten.

Pada perkembangan berikutnya, menurut dia, Besuki digadaikan oleh Belanda kepada seorang saudagar Cina muslim di Surabaya bernama, Han Boei Sing, sekitar tahun 1770. Diduga Belanda menggadaikan wilayah Besuki karena membutuhkan uang dalam jumlah banyak.

Namun belum ditemukan fakta berapa nilai uang yang diterima Belanda saat itu. Karena Besuki berada di bawah kekuasaan Han Boei Sing, maka ia mengangkat seorang wali dengan pangkat Ronggo di Besuki dan berlanjut hingga sekitar enam Ronggo. Ronggo itu adalah pangkat.

Menurut dia, pada saat Ronggo di Besuki dijabat oleh Suro Adiwijoyo yang juga Cina muslim, pada sekitar tahun 1805, didirikan bangunan bersejarah di Besuki, seperti gedung keresidenan dan kewedanan serta masjid jamik," katanya.

Besuki kemudian ditebus oleh Gubernur Jenderal Raffles pada tahun 1813 senilai 618.720 Gulden. Data itu ia dapatkan dari catatan yang ditulis J. Hageman, J. Cz. dengan titel Soerabaia, Februari 1864 .

Sekitar 13 tahun sebelum tebusan itu dilakukan, Ke Pate Alos meninggal. Pemerintah selanjutnya diteruskan oleh anak keturunannya. Ke Pate Alos dimakamkan di Kauman Barat atau Kampung Arab, Besuki.

Makam itu kini dikeramatkan dengan dikunjungi banyak orang untuk ziarah. Pada setiap malam jumat, Moh. Hasan Nailul Ilmi memimpin istighasah di makam tersebut bersama ratusan jamaahnya.

Namun, kemungkinan tidak banyak dari peziarah itu tahu, bahwa Ke Pate Alos itu dulunya pernah menjadi 'penguasa' di Besuki, kota tua yang dulu pernah "tergadaikan"

Menurut Beberapa sumber mengatakan tonggak berdirinya Besuki menjadi tonggak hari jadi kota Situbondo pula,namun ada yang mengatakan Hari jadi kota Situbondo adalah 19 September...terlepas dari perbedaan Presepsi tersebut menurut saya harus di kaji lebih Dalam,mangambil titik temu beberapa presepsi adalah penting,tapi yang harus lebih di pentingkan adalah apa yang telah dan akan kita Lakukan Untuk kemajuan Kota ini.


Wassalam

Fajar D Herdian

dari berbagai sumber
dan arsip Nasional.

14 comments:

Anonymous said...

Thanks bt artikelnya... ijin repost ke berbagai forum anak situbondo

Anonymous said...

Ke Pate Alos is my grand grand father.......
Thanks for your attend about this history
Best Regard
Benny Antares

Blog's author said...

Mas benny saya ga nyangka kalo mas masih ada hubungan darah sama Ki patih Alus(ki pate alos)...kalo saya boleh tanya ke mas Benny...pernah Baca Babad Besuki ga mas?
kalo pernah saya bisa minta tolong di attach di blog ini sebagai bahan wacana buat semua,..trimakasih mas

Herdian

Anonymous said...

Hello Mas Herdian........nah ini dia ....Saya jadi malu.......kalau ditanya pernah baca....jujur saya tidak pernah baca....dan tidak punya.....saya hanya mendengar cerita dari alm. Kakek saya , Bpk Mardjono.....putra dari Sumo Wirodirjo, Wedana Panarukan. but masih kecil beliau diambil anak oleh Pakdenya yang juga Wedana Asembagus. Ntar deh....aku carikan silsilahnya....ada di Situbondo....dulu aku anggap ini nggak begitu penting sih.....h...h......
Oh yah saya juga sedang lacak Waktu SMP ada buka tentang babat tanah Madura....kata kakek saya sangat erat hubungan kekerabatannya .....waktu itu beliau menemukan jejak silsilahnya

Best regard
Benny Antares

Anonymous said...

saya gak nyangka ternyata diluar sana masih ada yang perduli dengan tanah kelahiran tercinta BESUKI, sementara dibesuki sendiri kebanyakan sudah tergerus hati nuraninya dengan materi-materi new kapitalism, yang hanya memiikirkan perut buncit atau tidak, yang hanya memikirkan mau makan apa tanpa memikirkan dimana dia lahir, diatas bumi mana dia menangis pertama kali????????????? mas beni dan mas herdian saya selaku orang besuki dan masih tetap tinggal dibesuki kami mohon masukan tentang kepedulian sejarah tanah lahir kami terima kasih. UUT ABOE KOESNO

Anonymous said...

saya gak nyangka ternyata diluar sana masih ada yang perduli dengan tanah kelahiran tercinta BESUKI, sementara dibesuki sendiri kebanyakan sudah tergerus hati nuraninya dengan materi-materi new kapitalism, yang hanya memiikirkan perut buncit atau tidak, yang hanya memikirkan mau makan apa tanpa memikirkan dimana dia lahir, diatas bumi mana dia menangis pertama kali????????????? mas beni dan mas herdian saya selaku orang besuki dan masih tetap tinggal dibesuki kami mohon masukan tentang kepedulian sejarah tanah lahir kami terima kasih. UUT ABOE KOESNO

ary "uut" kurniawan said...

terimakasih mas - mas kami yang masih peduli dengan tanah kelahiran tercinta, saya tidak nyangka dan saya tidak habis pikir kenapa justru yang ada diluar besuki yang lebih peduli daripada yang ada dibesuki sendiri (salut saya pada kalian), mas dulu aku pernah mencoba menggali, mengangkat seni dan budaya asli Besuki semua aku lakukan mulai tahun 2003 bersama seorang kolega yang juga dari besuki namun ternyata masa ada Penipuan disana ada komersialisasi Art and Culture Besuki oelh dia dan saya gak tahu, aku cuman tahunya mau mengangkat kembali Besuki ke permukaan kejayaan seperti dulu tapi ternya kolega saya itu punya maksud lain, hati kecil ini tidak terima akhirnya saya fakum dan mencoba buka - buka situs ehhh.... koq saya temukan blog ini ya timbul lagi semangat saya untuk memerdekakan BESUKI MERDEKAAAAAAAAAAAA..........................!!!!!!!!!!!!!!!! UUT ABOE KOSNO

Fajar Dwi Herdiyan said...

Mas ARI.. makasih buat coment nya,
Besuki pernah Jaya pada masa lalu,sayang sekali Bekas bekas kejayaan Kota ini sudah tidak ada jejaknya,Bangunan peninggalan belanda yang masih kokoh berdiri adalah bangunan di sebelah kantor polsek besuki depan terminal,tetapi keadaan nya juga sangat tidak terawat,saya yakin Anda sebagai generasi muda mampu mewujudkan pelestarian Cagar budaya peninggalan kota anda,
Buatlah satu Tim penyelamat cagar budaya kota anda,

Unknown said...

Thx U mas atas Tulisannya .... sama seperti kata Mas Benny Antares .... Coz dia Mas sepupu ane ....

wawan savero said...

Thx u Mas atas Tulisannya sama spt kata Mas Benny antares coz kita emang satu sodara sepupu ...

wawan savero said...

Thx u mas atas tulisannya .... sama seperti kata Mas Benny Antares coz kita emang satu sodara sepupu ....

Janur Sasra Ananda said...

trims artikelnya, sbg bahan pembanding bagi saya dalam melaksanakan tugas di Legislatif. Mohon data data pendukung yang valid klo ada, krn sekarang sudah ditetapkan hari jadi Kab situbondo jatuh pada tgl 19 sept 1972. Dan masih banyak yang pro kontra

tukang sapu said...

saya mengutip : "Sejarah Kota Besuki bermula ..... dilantik menjadi Demang Besuki oleh Tumenggung Joyo Lelono yang berkedudukan di wilayah Kabupaten Probolinggo sekarang. Beliau dilantik pada Sabtu manis, 8 September 1764 M, atau 12 Robiul Awal 1184 H. Pada Saat itu lah Nama Besuki di sebut sebut". ... jadi besuki saat awal didirikan bukan merupakan wilayah situbondo/panarukan.

Sy bukan ahli sejarah dan hanya pengumpul serakan data ....dan itu benar bersesuaian dengan "dokumen" yg sy pernah tahu yg diterbitkan tidak jauh dari tahun-tahun tersebut oleh Pemerintah Perancis(mengapa prancis??) yang menandakan batas wilayah (dlm bahasa mereka province) panarukan tidak berada di batas wilayah sekarang. Artinya pada saat itu besuki memang daerah yang baru dan panarukan adalah wilayah pemerintahan yang telah eksis, dan kedua wilayah tersebut pada prinsipnya dahulu merupakan wilayah yang berbeda (itu menjelaskan adanya beberapa perbedaan karakteristik)

pada perkembangannya, wilayah Besuki yang strategis tsb menjadi berkembang. Dari suatu literatur (sy lupa judul bukunya, tapi diterbitkan tahun sekitar 1890 di batavia tentang hikayat sejarah nusantara, dan dokumen itu ada di Belanda sekarang) dendles (sekitar 1808)membuat efisiensi dengan menggabungkan beberapa kadipaten dan para adipati itu dibayar/digaji oleh pemerintah belanda. Jadi pda perkembangan 50 tahunan dari berdirinya besuki(yg awalnya merupakan bagian wilayah Probolinggi/atou Pasuruan), besuki telah menjelma menjdi suatu kadipaten yang setara dengan panarukan dan bahkan lebih maju karena menjadi ibukota karesidenan yang bernama karesidenan Besuki.

jika ditelisik lebih dalam, suatu studi (lagi-lagi sy lupa namanya, karena orang Belanda) menyebutkan bahwa kota-kota besar yang didirikan sebelum 1400an di pulau Jawa termasuk didalamnya adalah Panarukan. Lebih dalam lagi jika dalam kitab Negara Kertagama (1300an) benar bahwa yang dimaksut Patukangan adalah Panarukan maka sejarah dan budaya Situbondo telah jauh melampoui ekspektasi kita.

... wallahualam .... mhn maaf sy hanya tukang sapu yg mengumpulkan serakan data. (bj)

ARAS Andisetya said...

Lengkap. Mantep. salam kenal